RESUME KEMUHAMMADIYAHAN
Nama : Nurhasanah
Nim : 2201095004
Kelas : 4A Geografi
Resume materi kemuhammadiyahan
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. Muhammadiyah memiliki misi sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma'ruf nahi munkar, yang bertujuan untuk menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT dan menjunjung tinggi agama Islam agar terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.Muhammadiyah memiliki beberapa bidang amal usaha, yaitu:
Bidang Da'wah: Menekankan amar ma'ruf nahi munkar yang bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Bidang Agama Islam: Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk memurnikan ajaran tauhid dan meluruskan amaliah ibadah.
Bidang Pendidikan: Mendirikan sekolah-sekolah umum modern yang mengajarkan keagamaan serta madrasah/pesantren yang mengajarkan ilmu pengetahuan umum/modern dan perguruan tinggi.
Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat: Melakukan berbagai program kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan ajaran Islam.
Bidang Ekonomi dan Keuangan: Bertujuan untuk membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan mengembangkan ekonomi sesuai dengan ajaran Islam serta untuk meningkatkan kualitas pengelolaan amal usaha Muhammadiyah.
Tujuan utama dari gerakan Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah saw. dan disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.
Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
Membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah SWT dalam kehidupan di dunia ini.
Mengajar masyarakat lewat guru atau Kyai yang terjun langsung ke desa sehingga masyarakat di desa dapat belajar ilmu agama Islam dengan gembira.
Menyelenggarakan pendidikan yang modern yang tidak mengenal kasta sosial, dengan tujuan menciptakan generasi yang menguasai ilmu-ilmu non agama serta mendalami ilmu agama dan mampu membaca serta memahami Al-Qur’an.
Membangun persepsi bahwa tidak ada pendidikan yang sekuler sepenuhnya karena semua ilmu pengetahuan pasti berlandaskan ilmu agama.
Semua tujuan ini didasarkan pada Alquran dan as-Sunnah, dengan watak tajdid (pembaruan) dan amar ma’ruf nahi mungkar (menyebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran) dalam berbagai aspek kehidupan
Kelahiran Muhammadiyah didasarkan pada rujukan teologis dan pemaknaan Surat Ali Imran ayat ke-104, yang memerintahkan adanya "sekelompok orang untuk mengajak kepada Islam, menyuruh pada yang ma‘ruf, dan mencegah dari yang munkar"
Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 di Desa Kauman, Yogyakarta, oleh KH. Ahmad Dahlan. Dahlan, yang juga dikenal sebagai Muhammad Darwis, kembali dari Mekkah setelah menunaikan ibadah haji dan membawa ide-ide pembaruan Islam. Ia berguru dengan ulama-ulama Indonesia di Mekkah dan membaca karya-karya para pembaru Islam, seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Setelah kembali dari Mekkah, Dahlan mulai menyebarkan ide-ide pembaruan tersebut di Indonesia, yang akhirnya berujung pada pendirian Muhammadiyah.
Muhammadiyah memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi perkembangan Islam di Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek yang menunjukkan pengaruhnya:
Pembaruan Islam: Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta. Dahlan kembali dari Mekkah dengan ide-ide pembaruan Islam yang diperoleh dari belajar dengan ulama di sana. Muhammadiyah berusaha memurnikan ajaran Islam dan menghilangkan praktik-praktik mistik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam asli.
Pendidikan: Muhammadiyah memiliki jaringan sekolah yang luas, dari TK hingga perguruan tinggi, yang menyediakan pendidikan yang menggabungkan ilmu agama dengan ilmu umum. Pendidikan ini bertujuan untuk menghilangkan keterbelakangan dan kemiskinan di kalangan masyarakat pribumi.
Moderasi Islam: Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi Islam yang moderat. Mereka berusaha untuk menghindari ekstremisme dan mempromosikan dialog antaragama. Hal ini membantu dalam membangun toleransi dan kesetaraan di antara berbagai kelompok masyarakat di Indonesia.
Pengaruh Sosial: Muhammadiyah juga berperan dalam memajukan kesejahteraan masyarakat, terutama melalui program-program kesehatan dan kesejahteraan. Mereka berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai program sosial.
Pengaruh Global: Selain di Indonesia, Muhammadiyah juga memiliki sekolah dan organisasi di luar negeri, yang menunjukkan pengaruhnya yang meluas di dunia Islam. Organisasi ini telah menjadi contoh bagi organisasi Islam lain dalam mempromosikan pendidikan dan moderasi Islam.
Secara keseluruhan, Muhammadiyah telah berkontribusi dalam memajukan Islam di Indonesia melalui pembaruan, pendidikan, moderasi, dan berbagai program sosial yang membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Muhammadiyah mengatasi perbedaan antara ajaran Islam dan tradisi lokal dengan menggunakan pendekatan harmonisasi. Berikut adalah beberapa cara yang digunakan:
Harmonisasi Islam dengan Tradisi Lokal: Muhammadiyah menerapkan model harmonisasi ajaran Islam dengan tradisi lokal melalui lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan agar Islam murni dapat diterima dan diterapkan dalam konteks budaya lokal tanpa kehilangan esensinya.
Dialektika Agama dan Budaya Lokal: Muhammadiyah mengadopsi kerangka metodologis dialektika agama dan budaya lokal. Dengan ini, Muhammadiyah dapat menggagas otonomi dan arus pemikiran keagamaan yang bercorak spiritual/mistis, serta sikap keberagamaan formalisme-skriptural. Harmonisasi ini membantu dalam memahami dan menerapkan ajaran Islam dalam konteks budaya lokal yang berbeda-beda.
Implementasi Dakwah Kultural: Muhammadiyah memperhatikan pentingnya implementasi konsep dakwah kultural. Dakwah kultural ini dimaksudkan agar dakwah lebih lentur dan fleksibel, sehingga dapat diterima dan diterapkan dalam berbagai budaya lokal. Hal ini telah dibahas dalam berbagai forum, termasuk Muktamar ke-45 di Malang pada 2005.
Pemberdayaan Pluralitas Tradisi: Muhammadiyah berusaha memperkenalkan pluralitas tradisi dalam gerakan kebudayaan. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan dimensi positif dari seni budaya lokal, serta mengupas dan membuang bias-bias dan kesan negatif yang melekat padanya. Dengan cara ini, Muhammadiyah dapat mengintegrasikan ajaran Islam dengan budaya lokal secara harmonis.
Dengan pendekatan ini, Muhammadiyah berhasil mengintegrasikan ajaran Islam dengan berbagai tradisi lokal, sehingga masyarakat dapat menerapkan ajaran Islam dalam konteks budaya lokal yang berbeda-beda.
Komentar
Posting Komentar